Kamis, 10 Maret 2011

kaca planparalel

LKS
PERCOBAAN
PEMBIASAN PLAN PARALEL
Tujuan :
 a. Menentukan indeks bias kaca (nk)
b. Pergeseran Sinar Kaca Plan Paralel (t)

Alat-alat :
1. Kaca Plan Paralel
2. Penggaris
3. Jarum Pentul
4. Milimeter Block
5. Karton tebal

Langkah-langkah :
1. Letakkanlah karton di atas meja
2. Ambilah kertas grafik dan letakkan di atas karton
3. Buat garis tepat di tengah sepanjang kertas arah vertikal dan horisontal
4. Letakkanlah kaca plan paralel di atas kertas grafik lalu gambarlah bagiantepi kaca tersebut
5.Buatlah garis vertikal sebagai garis normal (N)
6. Buatlah sudut datang (i) (seperti gambar di bawah) dan masukkan nilaisudutnya pada tabel.
7.Tancapkan jarum pentul di titik A dan B pada sudut datang (i).Aturlah jarak A dan B agar tidak terlalu dekat (±5 cm)

Keterangan no. 8:
Balok kaca di lihat dari atas(PQRS)
A dan B = Jarum pentul dibelakang balok kaca.
C dan D = Jarum pentul di depan balok kaca (Jarum C dan D yang sebenarnya ada pada garis G – E)
t = pergeseran sinar
d = ketebalan kaca
8. Amati balok kaca dari arah E sehingga bayangan jarum A tampak berhimpit dengan bayangan jarum B.Kemudian tancapkan jarum pentul C dan D sehingga jarum pentul A, B, C, dan D terlihat pada satu garis lurus.
9.Langkah selanjutnya, singkirkan balok kaca itu dan tarik garis A – B – F - C– D.
10. Ukur besar sudut bias (r) yang dibentuk oleh oleh FG dan garis normal,kemudian masukkan hasilnya pada tabel pengamatan.
11. Ulangi langkah 1-10 sebanyak 5 kali dengan besar sudut datang yangberbeda-beda.
12. Dari langkah 1-10 dapat ditentukan indeks bias kaca (n
k)
Catatan : n
k (indeks bias kaca), nu (indeks udara) = 1
13. Buat tabel
no
i(derajat)
r(derajat)

nk
t














14. Dengan menggunakan hukum pembiasan
nu sin i = nk sin r, dapat dihitung nilai nk (indek bias kaca)
15. Dengan menggunakan rumus pergeseran sinar kaca plan paralel (t)


T=d sin (i-r)/cos r
d = ketebalan kaca
i = sudut dating
r = sudut bias
t = pergeseran sinar kaca plan parallel

damai

  • Damai yang diajarkan oleh Yesus membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan.
  • Damai adalah hasil suatu pencapaian kebenaran dan hasil perjuangan serta pergulatan batin.
  • Damai tidak hanya berarti ada perang dan kekacauan. lebih dari itu, damai berarti ketenangan hati karena orang memiliki hubungan bersih dengan Tuhan, Sesama, dan dunia.

Alasan terjadinya Perang
Ada beberapa alasan antara lain:
Ø  Fanatisme agama dan suku: Fanatisme agama dan suku biasanya disebakan oleh kepicikan dan perasaan bahwa hidupnya terancam. Kata orang, perang karena fanatisme agama selallu berlangsung lama dan sangat kejam.

Ø  Sikap egois dan angkuh: Selalu ada suku atau bangsa yang merasa diri kuat dan bisa bertindak sewenang-wenang.


Ø  Keserakahan: Banyak pertikaian dan perang berlatar belakang ekonomi, karena mau merebut “harta karun” tertentu. Perang adalah permusuhan,pertempuran atau pertikaian bersenjata antara negara dengan negara,pemerintah dengan kelompok massa yang terorganisir atau antarkelompok,maupun antargolongan.

Perang mengakibatkan kehancuran secara jasmani atau fisik.
Perang menyebabkan sekalian banyak orang mati, sekian banyak sarana dan prasarana hancur, sekian banyak tatanan dan ekologi musnah.
Perang juga mengakibatkan kehancuran rohani. Dalam prang bisa terjadi berbagai macam kejahatan terhadap kemanusiaan. perang menyiksa trauma dengan kehancuran terhadap martabat manusia.


Perang didefinisikan sebagai keadaan konflik antara dua atau lebih negara berdaulat dijalankan oleh kekuatan senjata.
Perang merupakan penggunaan kekerasan untuk memaksa musuh memenuhi kehendak kita. Demikianlah definisi perang Karl von Clausewitz (1780-1831).


Perang dan kerusuhan serta percekcokan membuat hidup manusia tertekan dan lelah. Muncullah sebuah kerinduan untuk menciptakan iklim yang menyejukkan hati, suatu keadaan yang damai. Kita dapat menyaksikan bahwa akhir-akhir ini terjadi beberapa peristiwa yang dapat digolongkan sebagai perang dan pertikaian, baik di dalam maupun di luar negeri.


sutet


·      ARTI SUTET

  1. Hasil penelitian yang sangat mempengaruhi pandangan masyarakat dunia tentang hubungan kanker otak pada anak dengan paparan medan elektromagnetik adalah hasil penelitian Wertheimer dan Leper tahun 1979, yang sempat menggoncangkan dunia karena risiko negatif yang dilaporkannya.
  2. Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Gerald Draper dan koleganya dari Chilhood Cancer Research Group di Oxford University dan Dr. John Swanson, penasehat sains di National Grid Transco, menemukan bahwa anak-anak yang tinggal kurang dari 200 meter dari jalur tegangan tinggi, saat dilahirkan memiliki risiko menderita leukimia sebesar 70 persen daripada yang tinggal dari jarak 600 meter atau lebih.
  3. Berdasarkan hasil penelitian Dr. dr. Anies, M.Kes. PKK, pada penduduk di bawah SUTET 500 kV di Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal (2004) menunjukkan bahwa besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV adalah 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal di bawah SUTET 500 kV.
  4. Corrie Wawolumaya dari Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pernah melakukan penelitian terhadap pemukiman di sekitar SUTET. Hasilnya tidak ditemukan hubungan antara kanker leukemia dan SUTET
  5. John Moulder mencoba menarik kesimpulan dari ratusan penelitian tentang dampak SUTET terhadap kesehatan. Moulder menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara medan tegangan listrik dan kesehatan manusia (termasuk kanker).
  6. WHO berkesimpulan bahwa tidak banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh medan listrik sampai 20 kV/m pada manusia dan medan listrik sampai 100 kV/m tidak mempengaruhi kesehatan hewan percobaan. Selain itu, percobaan beberapa sukarelawan pada medan magnet 5 mT hanya memiliki sedikit efek pada hasil uji klinis dan fisik.
·      MEDAN MAGNET

Sifat-Sifatnya
           Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan magnetisme, yang menghasilkan sekumpulan dari empat persamaan mengenai kedua medan tersebut. Namun, di bawah formula Maxwell, masih ada dua medan yang berbeda yang menjelaskan fenomena berbeda. Einsteinlah yang berhasil menunjukan, dengan relativitas khusus, bahwa medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama (tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik. Dengan demikian, menggunakan spesial relativitas, gaya magnet adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan listrik yang bergerak, dan bisa diprakirakan dari pengetahuan tentang gaya elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang pengamat).

·      DAMPAK MEDAN MAGNET TERHADAP KESEHATAN

Dari hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh medan elektromagnetik terhadap kesehatan apabila terjadi pemajanan dengan intensitas yang sangat tinggi ( hal ini sukar ditemukan dalam pemajanan nyata sehari-hari ) dengan efek terhadap :

1. DNA, RNA, dan sintesis protein

2. Proliferasi sel

3. Respon imun

4. Transduksi signal membran ( hormon, enzim dan neurotransmiter

              Efek – efek tersebut membuktikan bahwa pada tingkat pajanan yang tinggi akan terjadi gangguan dan pada sisi fisiologis dapat mempegaruhi beberapa fungsi seperti : fungsi reproduksi, kardiovaskular, saraf, hematopoetik, endokrin, mutagenesis , sistem imun

              Di dalam tubuh makhluk hidup sendiri terdapat medan listrik endogen yang mempunyai peranan kompleks dalam mengontrol mekanisme fisiologis tubuh, seperti : aktivitas saraf otot , sekresi kelenjar, fungsi membran sel , perkembangan dan pertumbuhan, serta perbaikan jaringan. Dapat dibayangkan bila ada medan listrik yang lebih besar disekitar kita pastilah akan mempengaruhi medan listrik endogen. Paparan medan dari luar ini akan mengakibatkan stress tambahan bagi tubuh dengan akibat : transmisi sinaptik pada saraf akan bertambah cepat dan menimbulkan respon yang berlebihan yang akhirnya mengakibatkan kelelahan pada tubuh.

               Stress yang disebabkan pajanan medan listrik ini dapat menyebabkan perubahan gangguan fungsi sistem saraf otonom yang berhubungan dengan kelenjar adrenal. Dalam kondisi ini sistem saraf otonom akan mempengaruhi kinerja sistem hormonal yang dapat merangsang naiknya aktivitas hipotalamus dan Corticotrophin releasing factor ( CRF) yang berhubungan dengan hipofisis anterior serta adrenocortitrophin hormone ( ACTH ).
               Dalam keadaan ini dihasilkan hormon adrenalin yang berlebihan sehingga mempengaruhi dan mengganggu kerja sistem homeostasis tubuh.
               Sangatlah tidak mungkin bagi kita untuk menghindari pajanan medan listrik maupun elektromagnetik ini. Lepas dari kontroversi akibat pajanan gelombang ini terhadap timbulnya suatu penyakit maka tidak ada salahnya kita menghindari pajanan terhadap gelombang ini, misalnya tidak menempatkan radio di sekitar kepala, tidak duduk dekat microwave yang sedang menyala, penggunaan telepon genggam yang lama dan pada saat sinyal kurang baik, tidak tinggal di daerah pajanan listrik yang besar ( di bawah tekanan tinggi ) dsb.




Bahaya lain:
Bahaya elektrik pertama yang harus dihindari adalah sentuhan atau sengatan listrik. Tingkatan bahaya akibat sengat elektrik sebanding dengan besarnya arus yang mengalir melalui tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus sengat baru akan terasa jika besarnya lebih dari 1 ma atau seperseribu Ampere.

Bahaya kedua adalah panas dan daya ledak SUTET saat terjadi hubungan singkat akibat kecelakaan atau kerusakan alat. Karena tegangannya sangat tinggi, arus yang sangat besar akan mengalir jika SUTET mengalami hubungan singkat.

Bahaya lain, adanya risiko tegangan bocor yang mungkin saja terjadi. Pada 1970-an di Kanada, Amerika dan Australia , sempat heboh adanya tegangan bocor dan pengaruhnya pada hewan ternak. Di sepanjang saluran transmisi terdapat konduktansi dan kapasitansi bocor. Arus mengalir melalui kapasitansi bocor dan kembali melalui tanah. Studi tentang tegangan bocor sampai hari ini belum pernah dilakukan di Indonesia .


·       Hubungan Medan Listrik dan Medan Magnet dengan Kesehatan
Kekhawatiran akan pengaruh buruk medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan dipicu oleh publikasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di Amerika. Penelitian tersebut menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko kematian akibat kanker pada anak dengan jarak tempat tinggal yang dekat jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Banyak ahli yang meragukan hasil penelitian tersebut dengan menunjuk berbagai kelemahannya, antara lain tidak adanya data hasil pengukuran kuat medan listrik dan medan magnet yang mengenai kelompok anak-anak yang diteliti. Koreksi yang dilakukan oleh peneliti lainnya seperti yang dilakukan oleh Savitz dan kawan-kawan serta temuan studi Fulton dan kawan-kawan, ternyata hubungan tersebut tidak ada. Hasil penelitian dengan metoda yang lebih disempurnakan pernah dilakukan oleh Maria Linett dan kawan-kawan dari National Cancer Institute -Amerika tahun 1997. Penelitian yang melibatkan lebih kurang 1200 anak ini melaporkan bahwa tidak ada hubungan antara kejadian leukemia pada anak yang terpajan medan listrik dan medan magnet dengan anak-anak yang tidak terpajan. Temuan ini mengukuhkan penolakan terhadap hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper tersebut.
Penelitian dengan menggunakan hewan percobaan pernah dilakukan sejak tahun 60-an dengan hasilnya bervariasi mulai dari gambaran yang tidak berpengaruh, adanya perubahan perilaku sampai pada pengaruh terjadinya cacat pada keturunan. Sesungguhnya hasil penelitian pada hewan yang menunjukkan adanya pengaruh buruk tersebut diakibatkan oleh penggunaan kuat medan listrik atau medan magnet yang sangat besar dalam percobaan tersebut. Percobaan dengan kuat medan listrik dan medan magnet sampai pada tingkat yang menghasilkan kelainan tersebut memang diperlukan untuk mengetahui proses terjadinya gangguan tertentu sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar penanggulangannya. Kuat medan listrik dan medan magnet yang digunakan pada percobaan tersebut hampir mustahil dapat dihasilkan dan terjadi di lingkungan sekitar kehidupan manusia. Pengaruh medan listrik dan medan magnet terhadap kesehatan sangat tergantung pada dosis yang diterimanya. Dosis yang kecil tentu tidak akan berpengaruh, bahkan penelitian yang dilakukan oleh Piekarsi dari negara bekas Uni Sovyet menunjukkan efek positif terhadap penyambungan tulang yang patah pada anjing percobaan.
Para ahli telah sepakat bahwa medan listrik dan medan magnet yang berasal dari jaringan listrik digolongkan sebagai frekuensi ekstrim rendah dengan konsekuensi kemampuan memindahkan energi sangat kecil, sehingga tidak mampu mempengaruhi ikatan kimia pembentuk sel-sel tubuh manusia. Disamping itu sel tubuh manusia mempunyai kuat medan listrik sekitar 10 juta Volt/m yang jauh lebih kuat dari medan listrik luar. Medan listrik dan medan magnet dengan frekuensi ekstrim rendah ini juga tidak mungkin menimbulkan efek panas seperti yang dapat terjadi pada efek medan elektromagnet gelombang mikro, frekuensi radio, dan frekuensi yang lebih tinggi seperti pada telepon seluler. Adanya sementara orang yang tinggal dekat dengan jaringan transmisi listrik melaporkan keluhan-keluhan seperti sakit kepala, pusing, berdebar dan susah tidur serta kelemahan seksual adalah bersifat subyektif, karena persepsi mereka yang kurang tepat.

·       Pengukuran Medan Listrik dan Medan Magnet di bawah SUTET 500kV

Sampai sekarang masyarakat masih khawatir tinggal dibawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV. Ketakutan ini tampaknya berawal dari pernyataan ahli Epidemiologi bahwa SUTET dapat membangkitkan medan listrik dan medan magnet yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Masyarakat bahkan ada yang mengeluh pusing-pusing walaupun belum dapat dibuktikan penyebabnya. Kehadiran medan listrik dan medan magnet di sekitar kehidupan manusia tidak dapat dirasakan oleh indera manusia, kecuali jika intensitasnya cukup besar dan terasa hanya bagi orang yang hipersensitif saja. Medan listrik dan medan magnet termasuk kelompok radiasi non-pengion. Radiasi ini relatif tidak berbahaya, berbeda sama sekali dengan radiasi jenis pengion seperti radiasi nuklir atau radiasi sinar rontgen.
Medan listrik dan medan magnet sudah ada sejak bumi kita ini terbentuk. Awan yang mengandung potensial air, terdapat medan listrik yang besarnya antara 3000 - 30.000 V/m. Demikian juga bumi secara alamiah bermedan listrik (100 - 500 V/m) dan bermedan magnet (0,004 - 0,007 mT). Di dalam rumah, di tempat kerja, di kantor atau di bengkel terdapat medan listrik dan medan magnet buatan. Medan listrik dan medan magnet ini biasanya berasal dari instalasi dan peralatan listrik antara lain berasal dari :  sistem instalasi dalam rumah,   lemari pendingin, AC, kipas angin, pompa air, televisi, mesin tik elektronik, mesin photocopy, komputer danprinter, mesin las, kompresor,   saluran udara tegangan rendah/menengah (SUTR/M) yang berdekatan, dan lain-lain. Pada sistem instalasi yang bertegangan dan berarus selalu timbul medan listrik. Tetapi medan listrik ini sudah melemah karena jaraknya cukup jauh dari sumber.
Di bawah SUTR dan SUTM kuat medan magnet bervariasi antara 0,1 – 3,5 mikrotesla. Di dalam bangunan rumah, kantor, bengkel atau pabrik, medan magnet karena saluran udara ini jauh lebih lemah lagi. Diusahakan dalam pemilihan jalur SUTET tidak melintas daerah pemukiman, hutan lindung maupun cagar alam. Di beberapa daerah pemukiman yang padat mungkin tidak bisa dihindari jalur SUTET untuk melintas, tetapi baik medan listrik maupun medan magnet tidak boleh diatas ambang batas yang diperbolehkan. Medan Listrik di bawah jaringan dapat menimbulkan beberapa hal, antara lain :
  • menimbulkan suara/bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai cahaya keunguan,
  • bulu/rambut berdiri pada bagian badan yang terpajan akibat gaya tarik medan listrik yang kecil,
  •  lampu neon dan tes-pen dapat menyala tetapi redup, akibat mudahnya gas neon di dalam tabung lampu dan tes-pen terionisasi,
  • kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti atap seng, pagar besi, kawat jemuran dan badan mobil).
·       Pengukuran Kuat medan Listrik SUTET 500 kV
Pengukuran medan listrik di bawah jaringan SUTET 500 kV sebagai fungsi jarak telah dilakukan dilapangan terbuka tanpa pepohonan pada andongan terendah di 4 lokasi di Ciledug, Cirata, Ungaran dan Gresik. Kuat medan yang diperoleh untuk Ciledug mencapai angka maksimum 4 kV/m pada titik dibawah konduktor phasa sejarak 10 meter dari pusat sumbu saluran, Cirata mencapai angka maksimum 17 kV/m pada titik sejarak 5 m, Ungaran mencapai angka maksimum 4,78 kV/m pada titik sejarak 15 m, dan Gresik mencapai angka maksimum 3,32 kV/m pada titik sejarak 20 m. Kuat medan listrik pada titik tengah antara dua deretan konduktor phasa diperoleh lebih kecil, dimana hal tersebut diakibatkan oleh penjumlahan vektoral medan listrik yang ditimbulkan oleh susunan konfigurasi konduktor phasa. Untuk konfigurasi yang lainnya diperoleh keadaan kuat medan listrik yang sedikit lebih tinggi. Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan listrik yang diduga dapat menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 5 kV/m, sedang hasil pengukuran dilapangan terbuka terhadap kuat medan listrik di bawah SUTET mencapai angka maksimum 4.78 kV/m (di Ungaran) pada titik sejarak 15 m, kecuali didaerah Cirata mencapai 17 kV/m tetapi ini merupakan tempat tebing dan curam yang tidak dilalui penduduk.
Pengukuran kuat medan Listrik di dalam rumah juga dilakukan di 3 lokasi pada posisi listrik hidup, dengan hasil pengukuran sebagai berikut : di desa Marga Hurip, Kec. Banjaran, Kab. Bandung diperoleh angka maksimum 0.0255 kV/m; desa Genuk RT. 01 Ungaran diperoleh angka maksimum 0.0124 kV/m; dan perumahan Bhakti Pertiwi Gresik diperoleh angka maksimum 0.0175 kV/m. Kuat medan listrik di dalam rumah dalam posisi listrik menyala memperlihatkan harga yang kecil. Hal ini disebabkan oleh adanya redaman rumah terhadap pajanan medan listrik. Sedangkan pengukuran kuat medan listrik pada posisi listrik tidak menyala, diperoleh hasil sedikit lebih rendah dibanding oleh kuat medan listrik pada posisi nyala. Hasil pengukuran ini jauh dibawah batas pajanan yang diperbolehkan.
 

·      Tanggapan pemerintah terhadap Sutet

q  mengusahakan agar rumahnya berlangit-langit
q  menanam popohonan sebanyak mungkin disekitar rumah pada lahan yang kosong
q  bagian atap rumah terbuat dari atap logam, seharusnya ditanahkan (digroundkan)
q  penduduk disarankan tidak berada diluar rumah terutama pada malam hari, karena pada saat itu arus yang mengalir pada kawat penghantar SUTET lebih tinggi dari pada siang hari.




·       Pedoman Teknis Pengurangan Dampak Medan Listrik dan Medan Magnet
Dari penelitian yang sudah dilakukan ditemukan kuat medan listrik di halaman/luar rumah lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam rumah, sehingga dalam rangka peningkatan kondisi lingkungan akibat adanya SUTET perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :  mengusahakan agar rumahnya berlangit-langit,  menanam popohonan sebanyak mungkin disekitar rumah pada lahan yang kosong,  bagian atap rumah terbuat dari atap logam, seharusnya ditanahkan (digroundkan),  penduduk disarankan tidak berada diluar rumah terutama pada malam hari, karena pada saat itu arus yang mengalir pada kawat penghantar SUTET lebih tinggi dari pada siang hari.
Pengamanan terhadap arus peluahan elektrostatis perlu dilakukan untuk menghindari adanya pengutupan muatan yang akan terjadi pada benda terbuat dari bahan logam. Caranya yaitu dengan mentanahkan agar terjadi penetralan kembali semua benda terbuat dari bahan logam dengan ukuran cukup besar (contohnya kawat jemuran, kabal interkom, mobil dan sepeda motor), yang terletak dibawah SUTET. Hal ini dikarenakan untuk menghindari adanya pengutupan muatan yang akan terjadi pada objek tersebut, dengan mentanahkan maka akan terjadi penetralan kembali. Akibat adanya arus peluahan ini pengamanan yang harus dilakukan oleh penduduk adalah:  disarankan tidak membuat jemuran yang atasnya bebas sama sekali dari pepohonan;  disarankan membuat jemuran bukan berasal dari kawat dan tiang besi, (contoh : kayu, bambu, tali plastik) dan kalau terpaksa membuat jemuran yang menggunakan bahan konduktor maka harus di tanahkan;  saluran interkom harus jauh dari SUTET;  bila atap bukan dari bahan logam (genting, asbes, sirap) maka usahakan atap tersebut tidak terdapat bahan logam (misalnya antena TV, talang seng); jangan memasang antena TV atau radio (ORARI)di atap rumah;  usahakan kendaraan bermotor (mobil, sepeda motor dll) ditanahkan untuk menghilangkan medan elektrostatis akibat induksi SUTET;  usahakan tidak terdapat bahan-bahan yang bersifat konduktor berada di teras rumah yang bertingkat di bawah SUTET;  Sering mungkin melakukan pengukuran tegangan dengan testpen pada objek yang dicurigai bertegangan.
Pengamanan Terhadap Induksi Tegangan Lebih Transien Pada Peralatan Listrik dapat dilaksanakan dengan pemasangan titik nol yang ditanahkan. Tegangan induksi pada peralatan di bawah SUTET aman bagi manusia.
Pengamanan Terhadap Tegangan Langkah dan Tegangan Sentuh disarankan penduduk agar masyarakat tidak masuk didalam daerah sekitar pentanahan kaki menara yang telah diberi pagar oleh PLN.
Pengamanan Terhadap Bahaya Putusnya Kawat Saluran Transisi dilakukan agar pemukiman yang dilintasi SUTET perlu ditanami pepohonan, tetapi perlu di pantau ketinggiannya dan batas-batas ruang bebas, yaitu puncak pohon berjarak minimum 15 M dari kabel SUTET terbawah. Bahaya putusnya kawat SUTET belum pernah dijumpai, yang dijumpai adalah pecahnya isolator, oleh sebab itu digunakan isolator ganda dan dengan tanaman pohon dibawah SUTET yang dipantau ketinggiannya maka bahaya seandainya kawat SUTET putus dapat dieleminir.

Pengamanan terhadap loncatan listrik keinstalasi diatas atap bangunan diadasarkan pada Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/47/MPE/1992, yaitu agar jarak minimum titik tertinggi bangunan (pohon) terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV harus memenuhi ketentuan sbb :  Jarak minimum titik tertinggi bangunan tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 8,5 m;  Jarak minimum titik tertinggi jembatan besi titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 8,5 m;  Jarak minimum jalan kereta api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;  Jarak minimum lapangan terbuka terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 11 m;  Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;   Jarak minimum titik tertinggi bangunan tidak tahan api terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m;  Jarak minimum jalan raya terhadap titik terendah kawat penghantar SUTET 500 kV adalah 15 m. Ruang bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak bebas minimum sepanjang SUTT atau SUTET yang didalam ruang itu harus dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya. Ruang bebas ditetapkan berdeda-beda dalam luas dan bentuk. Sementara ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang bebas. Lahan atau tanahnya yang masih dapat dimanfaatkan. Dalam ruang aman pengaruh kuat medan listrik dan kuat medan magnet sudah dipertimbangkan dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku. Ruang bebas dan ruang aman dapat diatur besarnya sesuai kebutuhan pada saat mempersiapkan rancangbangun. Ruang aman dapat diperluas dengan cara meninggikan menara dan atau mempendek jarak antara menara, sehingga bila ada pemukiman yang akan dilintasi SUTT / SUTET yang akan dibangun berada di dalam ruang yang aman.



Secara ilmiah, ini bisa dijelaskan sebagai fenomena fisika. Hal sama, lampu indicator tes-pen menyala, akan terjadi bila kita meletakkan tes-pen di dekat pemancar radio maupun coil mobil. Bahkan, karena tubuh manusia juga mengandung listrik maka beberapa tes-pen yang lampu indikatornya sangat peka akan menyala saat kita pegang. Penjelasannya sederhana, karena mudahnya gas neon dalam tabung lampu dan tes-pen mengalami proses pengionan oleh banyaknya electron bebas yang terbentuk dan gerakannya dipercepat oleh medan listrik maupun medan magnet di sekitar SUTET.
Muncul Cahaya di Malam Hari
Menurut teori elektromagnetik, elektron (membawa arus listrik) pada jaringan transmisi akan bergerak lebih cepat bila tegangannya bertambah tinggi. Ini menyebabkan adanya medan listrik dan medan magnet di sekeliling transmisi. Di sisi lain, elektron bebas yang berada di sekitar transmisi akan berinteraksi dengan medan listrik dan medan magnet di sekeliling kawat. Akibatnya, electron akan bergerak semakin cepat karena mendapat tambahan energi kinetik (energi gerak) sehingga dapat menimbulkan proses pengionan di udara.
Proses pengionan dapat berlangsung karena elektron (partikel bermuatan negatif) saat bergerak bebas akan bertabrakan dengan molekul-molekul lain penyusun udara. Hasilnya, terbentuk ion-ion dan electron baru. Proses ini akan berjalan terus menerus selama medan listrik dan medan magnet terus dibangkitkan oleh arus saluran transmisi tegangan tinggi. Akibatnya, jumlah elektron dan ion-ion yang terbentuk di sekitar saluran transmisi akan semakin banyak.
Ditambah lagi, uap air dalam udara baik karena kelembaban maupun penguapan air oleh tumbuhan di bawah transmisi akan semakin mempercepat proses pelipatgandaan jumlah electron dan ion-ion di sekitar saluran, terutama pada permukaan penghantar. Proses pelipatgandaan ini akan menimbulkan percikan busur cahaya keungu-unguan. Cahaya ini akan tampak cukup jelas saat malam hari.
Suara Mendesis dan Bau Khas

Peristiwa itu, tak jarang disertai peristiwa lain. Yakni munculnya suara mendesis yang bising dan bau khusus yang disebut bau ozone. Suara bising inilah yang mungkin mengganggu penduduk di sekitar SUTET di malam hari. Suara bising akan semakin jelas bila tidak ada suara-suara lain di malam hari, juga oleh peningkatan permintaan aliran arus listrik saat beban puncak (17-22) di malam hari.
Selain itu, ada fenomena lain yang dapat muncul di sekitar SUTET. Medan listrik di udara dapat menginduksi arus listrik pada permukaan tubuh. Akibatnya, timbul getaran yang signifikan pada rambut kepala dan bulu di leher. Ambang batas getaran pada rambut manusia menunjukkan variasi yang cukup lebar.
Efek ini sebenarnya tidak dianggap berbahaya, tapi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan stress terhadap orang bila yang mengalami penyinaran cukup lama. Ambang batas medan listrik yang dianggap mengganggu adalah antara 10-20 kV/m.
Gejala kelistrikan semacam ini sebenarnya sudah ada di jaman purba. Thales (600 SM) melakukan percobaan dengan menggosok batu ambar ke bulu hewan. Ternyata bulu hewan itu mampu menarik benda ringan di sekitarnya. Kini orang mengetahui bahwa gejala itu menunjukkan bila batu ambar yang tergosok itu memiliki sifat kelistrikan. Hal sama juga terjadi pada kawat transmisi yang menimbulkan medan magnet di sekelilingnya.
Fakta Eksperimen

Beradasar hasil eksperimen, energy yang dibawa gelombang radiofrekuensi dapat menimbulkan efek panas. Apabila medan ELF (extremely low frequency -50Hz/60 Hz) yang dipancarkan SUTET diserap sebuah bahan akan mengakibatkan timbulnya panas. Intensitas medan radiofrekuensi ini dapat diukur secara kalorimetri yang besarnya bergantung pada kekuatan medan.
Untuk diketahui, perubahan arus listrik menjadi panas pada jaringan biologis sejalan dengan peningkatan frekuensi sebesar 100 kHz. Meski demikian, penyerapan energi gelombang radiofrekuensi pada tingkat permukaan dapat dirasakan oleh kulit yang sensitif terhadap temperatur. Efek fisiologis dari gelombang radiofrekuensi berupa panas yang menghasilkan temperatur sekitar satu derajad celcius atau lebih. Namun, oleh tubuh, penimbunan panas dari gelombang radiofrekuensi itu tidaklah seragam di masing-masing bagian tubuh.
Jadi tak perlu lagi khawatir dengan keberadaan saluran udara di sekitar kita. Justru keberadaannya bisa membuat kita mengenali dan belajar gejala-gejala fisika.

aliran kesustrataan


Aliran dalam Kesusasteraan
Kata “aliran” berasal dari kata stroming (bahasa Belanda) yang mulai muncul di Indonesia pada zaman Pujangga Baru. Kata itu bermakna “ keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama (Hadimadja, 1972:9). Dalam bahasa Inggris, terdapat dua kata yang maknanya sangat berkaitan dengan aliran, yaitu periods,age, school, generation dan movements.
1.Aliran Realisme
Pada umumnya realisme dilihat sebagai reaksi terhadap aliran romantik. Realisme berusaha menggambarkan hidup dengan sejujur-jujurnya tanpa prasangka dan tanpa usaha memperindahnya. Aliran ini didorong oleh semangat zaman yang mementingkan kegiatan yang rasional dan kemajuan ilmu pengetahuan pada abad ke-19.
Abad ke-19 adalah abad penuh perubahan dalam sejarah peradaban Barat. Perubahan itu mencakup pertumbuhan 1) nasionalisme yang sangat kuat, 2) kelas menengah, dan 3) aspirasi atau slogan kebebasan. Pada abad ke-19 Inggris merajai dunia. Britania memerintah serta menguasai samudera dan dunia. Hal itu disebabkan adanya revolusi industri dan penemuan Charles Darwin dalam khazanah ilmu pengetahuan dan teorinya, yaitu teori evolusi.
Revolusi industri memacu kemajuan ekonomi, sosial, dan teknologi. Kemajuan-kemajuan di bidang itu mengokohkan iptek dan kelas menengah, kemudian segala sesuatu dimesinkan. Revolusi industri merupakan katalisator bangkitnya kelas menengah.
Kesusastraan Inggris sebetulnya hanya England. Akan tetapi, yang dimaksud adalah seluruh negara bagian karena karya sastra yang ditulis menggunakan bahasa Inggris (meskipun negara-negara bagian itu memiuliki bahasa sendiri. Pengarang realisme di Inggris, misalnya George Eliot, Trollope, Thakeray dan Charles Dickens. Di Amerika Serikat perkembangan realisme di dalam novel didahului oleh Mark Twain, William Dean Howells, dan Henry James.
Realisme selalu memasukkan moral, dengan demikian seni bagi realisme adalah sarana untuk mengkritik dan menyampaikan pesan moral. Inilah yang kemudian ditolak oleh gerakan seni untuk seni karena puisi bukan merupakan sarana pesan. Genre penting dalam realisme adalah novel. Novel-novel sejarah dapat dimasukkan ke dalam realisme
Tokoh/sastrawan realisme tulen: Balzac (Pr), Flaubert (Pr.), Dostoevsky (Rusia), Tolstoy (Rusia), Dickens (Ing.), Ibsen (Norwegia. Semua novelis, kecuai ibsen (drama). Realisme menginginkan representasi dari realitas (menggambarkan realitas/kenyataan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, realisme membahas kehidupan kontemporer (yang sedang berlangsung) dan tingkah laku manusia temporal (yang berpikir, bertindak, dan berperilaku dalam dunia sekarang ini). Untuk menggambarkan apa adanya, realisme memakai metode induktif dan bersifat observatif agar realitas yang digambarkan benar-benar objektif. Dengan sendirinya, kepribadian penulisnya ditekan sedemikian rupa.
Pada abad ke-19 muncul juga gerakan sosialisme. gerakan ini mengajarkan kolektivisme dan kebersamaan. Karl Marx mengumumkan manifestonya dan dari manifesto ini lahirlah komunisme. Kepercayaan terhadap agama juga merosot sebagai akibat perkembangan iptek. Karena agama tidak lagi mndominasi kehidupan manusia, maka dicari formulasi baru terhadap kepercayaan agama. Hegel (Jerman) adalah orang yang melakukan pekerjaan itu.
Suatu perkembangan lebih lanjut dari realisme adalah aliran naturalisme, yang lahir dan berkembang di Perancis. Apabila realisme merupakan ucapan artistik suatu sikap terhadap kenyataan yang biasa pada berbagai individu di zaman apapun, maka naturalisme merpakan ucapan artistik di abad ke-19. Pengarang naturalisme, Emile Zola, mengatakan bahwa pengarang harus meniru ilmuwan dengan mengamati kenyataan tanpa menyelidki sebab-sebabnya mengapa kenyataan itu demikian. Pengarang naturalisme Perancis yang terkenal adalah Flaubert, Alphons Daudet, Maupassant, Zola, dan de Goncourt.
Realisme sering dibingungkan dengan naturalisme. Realisme menggambarkan kebobrokan kelas menengah, sementara naturalisme menggambarkan kebobrokan kelas gembel karena ambisi untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi dengan mengorbankan apapun demi ambisinya tercapai—naturalisme tidak menghadirkan konflik-konflik yag berkaitan dengan moral. Dalam ilmu ada sosiologi (membahas kelompok-kelompok masyarakat) dan sosiatri (membahas kelompok masyarakat kelas rendah/gembel). Jadi, realisme berkaitan dengan sosiologidan naturalisme dengan sosiatri. Realisme sosial di Rusia merupakan kelanjutan realisme. Di Indonesia dikembangkan realisme sosialis oleh Lekra.
Suatu perkembangan realisme lain adalah Neue Sachlichkeit—dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah The New Objectivity– yang muncul pada awal abad ke-20. Aliran ini, sesuai dengan realisme, hendak mencapai gambaran kenyataan secara objektif, namun dengan banyak menghadirkan kritik sosial dan poltik.

2.Relisme-Sosial
Realisme-sosialis adalah pempraktikan sosialisme di bidang kreasi sastra. Istilah ini muncul untuk memenangkan sosialisme di Uni Soviet. Tokoh utama yang biasa mendapatkan penghargaan sebagai pelopornya adalah pujangga besar Soviet maxim Gorki dengan karya utamanya Ibunda.
Realisme-sosialis sebagai metode sosialis menempatkan realitas sebagai bahan-bahan global semata untuk menyempurnakan pemikiran dialektika. Bagi realisme-soaialis setiap realitas, setiap fakta, hanya sebagian dari kebenaran, bukan kebenaran itu sendiri.
Realisme-sosialis itu sendiri bukan hanya penamaan satu metode di bidang sastra, tapi lebih tepat dikatakan suatu hubungan filsafat, metode penggarapan dengan estetikanya sendiri. Selain itu penamaan ini juga terdapar dalam politik estetik di bidang sastra yang sekaligus mencakupkesadaran adanyafront, adanya perjuangan, adanya kawan-kawan sebarisan dan lawan-lawan di seberang garis, adanya militansi, adanya orang-orang yang mencoba menghindar dari front.
Istilah realisme-sosialis mencakup pula persoalan taktik dan strategi, sekalipun di bidang sastra, hanya ini mungkin mengambil manifestasi dalam pengemukakan plot, gaya bahasa, perbendaharaan kata, pilihan kata, metode penyampaian, kontras, dan sebagainya yang sifatnya sama sekali telah akademik.
Pada mulanya, juga di Indonesia, realisme-sosialis hanya merupakan semboyan dengan penulisan-penulisan yang bertaraf semboyan pula. Tulisan-tulisan semacam ini dapatditemukan di berbagai lembaran kebudayaan tahun limapuluhan. Sastra sosialis, sastra realisme-sosialis mulai hidup dan subur di Indonesia adalah sebagai matarantari dari watak sosial abad 20, watak-watak kebangunan rakyat di seluruh dunia dengan kebutuhannya akan nilai-nilai moral, nilai sosial, dan nilai kultural serta politik yang lebih banyak, dan yang selama ini hanya dikuasai oleh kelas borjuis, kelas beruntung di seluruh dunia.
Watak realisme-sastra sejalan dengan keradaannya dalam bidang sastra yang melingkupi adanya front perjuangan, tak boleh tidak dia punya watak yang jelas. Satu, militansi sebagai ciri tak kenal kompromi dengan lawan. Dua, karena segaris dengan perjuangan politik sosialis, maka dia terus-menerus melakukaneffensi atas musuh-musuhnya dan pembangunan yang cepat di kalangan barisan sendiri. ‘If the enemy does not surrender,” kata Gorki dalam salah satu artikelnya, “he must be destroyed.” Atau yang sebaliknya yakni dalam artikelnya yang lain: “The poeple must know their history.” Dalam dua artikelnya ini Gorki untuk kesekian kalinya membela humanisme-proletar, dengan menudingkan telunjuk pada urgensinya pengusahaan penghapusan pembagian manusia atas kelas-kelas, melenyapkan setiap kemungkinan munculnya minoritas yang mengeksploitasi tenaga mayoritas yang produktif dan kreatif. Kemudian yang terpenting adalah menciptkan dunia baru, dunia yang dibangun di atas landasan keadilan yang merata.
Peringatan bahwa setiap kapitalisme adalah musuh dan musuh kemanusiaan selalu nampak sebagai watak realisme-sosialis. Kapitalisme itu memang hanya terdiri atas beberapa gelintir orang, tapi dengan kapitalismenya, dengan sistem pengaturan sosialnya, praktis mereka yang memiliki seluruh angkatan perang dan kepolisian, dan merekalah yang memberikan komando tertinggi.
Pada segi lain watak ini nampak pada semangat yang diberikannya kepada rakyat. Pengungkapan pedagogik dan sugestif, ajakan dan dorongan untuk lebih tegap dan perwira memenangkan keadilan merata untuk maju, untuk melawan dan menentang penindasan bukan saja berdasarkan emosi atau sentimen tapi juga berdasarkan ilmu dan pengetahuan, terutama memberanikan rakyat untuk melakukan orientasi terhadap sejarahnya sendiri.